vg

Wednesday, 25 September 2019


DIARY LATSAR CPNS (4)
CARA PANDANG BARU BERBANGSA DAN BERNEGARA &  ASN SEBAGAI PERUMUS DAN PELAKSANA KEBIJAKAN
Kegiatan Latihan Dasar tanggal 09 Juli 2018 kami kembali mendapatkan materi tentang nasionalisme dalam paradigma yang lebih luas, yaitu nasionalisme dalam konteks cara pandang baru berbangsa dan bernegara yang disampaikan oleh Prof. Azyumardi Azra, serta nasionalisme dalam konteks ASN sebagai perumus sekaligus pelaksana kebijakan yang disampaikan oleh Bapak Harianto.

Prof. Azyumardi Azra menyampaikan bahwa salah satu perwujudan nasionalisme yang dapat kita lakukan adalah dengan merubah paradigma dan cara pandang kita terhadap bangsa.  Kita harus mampu melihat bangsa Indonesia sebagai negara yang besar dengan segala bentuk kekayaannya, menanamkan rasa kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dan menggantungkan harapan besar pada bangsa ini.  Cara pandang yang Beliau sampaikan menurut saya sangat menarik jika kita kontekskan dengan kondisi Indonesia saat ini.  Banyak masyarakat Indonesia yang justru memiliki stigma negatif pada bangsa sendiri dan bersikap pesimistik.  Padahal, jika bukan kita yang berfikiran besar dan optimis terhadap bangsa ini, siapa lagi?

Lebih lanjut, satu hal menarik lainnya yang Beliau sampaikan adalah tentang munculnya radikalisme dan intoleransi di Indonesia.  Saat ini, telah banyak paham-paham yang mempertentangkan demokrasi Pancasila dengan konsep ke-Tuhanan (Teokrasi).  Padahal jika kita kritisi lebih lanjut, pada dasarnya Pancasila telah mengakomodir konsep ke-Tuhanan tersebut dalam sila ke -1, sehingga antara demokrasi Pancasila dan teokrasi sudah berbeda ranah untuk dipertentangkan. Pada intinya, pancasila merupakan hasil terbaik dari akal budi manusia Indonesia dan sebagai warisan para pendiri bangsa yang isinya penuh dengan kebijaksanaan.

Bapak Harianto kemudian melanjutkan sesi diskusi nasionalisme dalam konteks ASN sebagai perumus sekaligus pelaksana kebijakan. Berbagai kebijakan seperti kebijakan dana alokasi desa, kebijakan zonasi sekolah, kebijakan pelarangan penggunaan cantrang oleh nelayan, dan kebijakan pengurangan subsidi BBM kami bahas secara komprehensif di kelas.  Diskusi tersebut memberikan kami banyak pandangan tentang bagaimana seorang ASN harus menentukan kebijakan publik yang adil dan bijaksana.  Satu hal yang saya pahami dari sesi diskusi ini adalah bahwa kebijakan publik jelas tidak akan memuaskan semua pihak.  Solusi yang dapat kita ambil sebagai ASN untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memilih altenatif terbaik dari setiap kebijakan.  Prinsip pareto optimum dalam perumusan kebijakan jelas harus terakomodasi, yaitu bagaimana membuat kebijakan yang mampu memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin orang, tanpa membuat orang lain merugi.

Sesi materi hari ini memberikan banyak pandangan dan pemahaman bagi kami, calon ASN untuk mempu menkontekstualisasikan nasionalisme dalam dunia kerja.  Hal yang dapat kita lakukan, antara lain: (1) merubah paradigma ASN dari paradigma dilayani menjadi melayani, yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik bagi bangsa; dan (2) ASN harus mampu menjadi perumus dan pelaksana kebijakan yang mendahulukan nilai – nilai publik, berorientasi pada kepentingan publik, dan senantiasa menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi/golongan.

BACA JUGA
DIARY LATSAR CPNS (1)
DIARY LATSAR CPNS (2)
DIARY LATSAR CPNS (3)

DIARY LATSAR CPNS (4)
DIARY LATSAR CPNS (5)
DIARY LATSAR CPNS (6)
DIARY LATSAR CPNS (7)
DIARY LATSAR CPNS (8)
DIARY LATSAR CPNS (9)
DIARY LATSAR CPNS (10)
DIARY LATSAR CPNS (11)
DIARY LATSAR CPNS (12)
DIARY LATSAR CPNS (13)
DIARY LATSAR CPNS (14)
DIARY LATSAR CPNS (15)
DIARY LATSAR CPNS FINAL  

0 comments:

Post a Comment