Kegiatan Latihan Dasar tanggal 07 Juli 2018 kami
mendapatkan materi baru tentang nasionalisme
yang disampaikan oleh Bapak Harianto. Beliau
tidak hanya sekedar menyampaikan teori, melainkan mengajak kami berpikir kritis
terkait bagaimana membangun nasionalisme dengan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Bapak Harianto menyampaikan bahwa pada intinya
nasionalisme merupakan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa yang didasarkan
pada nilai – nilai Pancasila dalam konteks kita sebagai warga negara. Rasa nasionalisme tersebut kemudian
diwujudkan dalam bentuk rela berkorban demi bangsa dan negara serta
mementingkan kepentingan bangsa di atas kepentingan individu/golongan.
Satu hal yang menarik dari pemaparan Bapak Harianto
adalah pandangan tentang keadilan.
Beliau menyampaikan bahwa adil tidak harus sama, melainkan pas sesuai
dengan porsinya. Jika kami kontekskan
dengan pekerjaan kami yaitu sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan, maka aspek
keadilan ini menjadi menarik untuk
dikritisi. Contohnya, nilai keadilan
jelas harus ada dalam proses pembuatan kebijakan publik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali
nilai keadilan ini dihadapkan pada nilai – nilai publik lainnya yang bersifat
konfliktual, seperti konflik antara nilai keadilan - nilai efisiensi
dalam proses penyelenggaraan rumah sakit. Satu hal yang saya pahami adalah
bahwa ebagai produk dari kesepakatan politik, kebijakan jelas tidak akan
memuaskan semua pihak. Seringkali dalam
proses pembuatan kebijakan muncul value
conflict yang tidak bisa kita hindari.
Solusi yang dapat diambil untuk mengatasi hal ini adalah dengan memilih
altenatif terbaik berdasarkan atas kesepakatan dan komitmen bersama.
Kasus terkait keadilan tersebut hanya salah satu
contoh bagaimana ASN menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan
kerja. Masih banyak contoh kasus
pengamalan Pancasila yang kami diskusikan di kelas. Di akhir sesi hari ini, Bapak Harianto
memutarkan video tentang perjuangan Bupati Bantaeng, Bapak Nurdin Abdullah
dalam mereformasi pemerintahannya.
Nasionalisme Beliau tunjukan dengan sikap rela berkorban demi kemajuan
Indonesia, khususnya di Kabupaten Bantaeng.
Ada satu kutipan menarik dari Beliau yaitu, “Membangun sesuatu tidak harus mahal, namun berdasarkan azaz manfaat”. Pernyataan Beliau menyadarkan kami bahwa ASN
harus berkinerja tinggi. Kinerja disini
tidak hanya diartikan sebagai proses menjalankan tugas dan fungsi, melainkan
bagaimana tugas dan fungsi tersebut kemudian memberikan manfaat bagi
masyarakat. Lebih lanjut, Bapak Nurdin
Abdullah juga menekankan bahwa ASN harus mampu merubah paradigma dilayani menjadi melayani, menjunjung tinggi rasa malu,
serta menekan rasa gengsi.
Materi nasionalisme ini sangat baik disampaikan kepada
para perserta Latsar sebagai salah satu upaya menumbuhkan karakter
nasionalisme, sehingga nantinya kami mampu melaksanakan kebijakan,
menyelenggarakan pelayanan publik, serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
BACA JUGA
DIARY LATSAR CPNS (1)
DIARY LATSAR CPNS (2)
DIARY LATSAR CPNS (3)
DIARY LATSAR CPNS (4)
DIARY LATSAR CPNS (5)
DIARY LATSAR CPNS (6)
DIARY LATSAR CPNS (7)
DIARY LATSAR CPNS (8)
DIARY LATSAR CPNS (9)
DIARY LATSAR CPNS (10)
DIARY LATSAR CPNS (11)
DIARY LATSAR CPNS (12)
DIARY LATSAR CPNS (13)
DIARY LATSAR CPNS (14)
DIARY LATSAR CPNS (15)
DIARY LATSAR CPNS FINAL
BACA JUGA
DIARY LATSAR CPNS (1)
DIARY LATSAR CPNS (2)
DIARY LATSAR CPNS (3)
DIARY LATSAR CPNS (4)
DIARY LATSAR CPNS (5)
DIARY LATSAR CPNS (6)
DIARY LATSAR CPNS (7)
DIARY LATSAR CPNS (8)
DIARY LATSAR CPNS (9)
DIARY LATSAR CPNS (10)
DIARY LATSAR CPNS (11)
DIARY LATSAR CPNS (12)
DIARY LATSAR CPNS (13)
DIARY LATSAR CPNS (14)
DIARY LATSAR CPNS (15)
DIARY LATSAR CPNS FINAL
0 comments:
Post a Comment