KETERBATASAN, MOTIVASI MERAIH CITA-CITA
Oleh: Salsabila Firdausy
“Kehormatan seseorang tergantung pada derajat cita-citanya”, ungkapan Ali Bin Abi Thalib tersebut menyiratkan makna bahwa cita-cita Anda, cermin dari kehormatan Anda. Lalu, siapa yang berhak meraih cita-cita?Siapapun berhak meraih cita-cita. Tak peduli miskin, sulit atau cacat. Keterbatasan ekonomi maupun fisik bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Bukankah setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk menggapai cita-citanya?
Manusia sama-sama memiliki otak dan rasa, yang membedakan hanyalah usaha manusia. Thomas Alva Edison pernah mengatakan bahwa kesuksesan itu 1% intelegensia dan 99% tetesan keringat. Itu artinya, bakat, kekayaan, maupun kesempurnaan fisik, bila tanpa diimbangi kemampuan untuk mengubah keadaan diri, niscaya tidak akan berarti.
Sekarang coba renungkan, Thomas Alva Edison, penemu terbesar di dunia, ternyata memiliki gangguan pendengaran. Iwan Setiwan, Direktur Utama PT Nielseen Amerika, berasal dari keluarga yang tidak mampu. Berangkat dari segala keterbatasan fisik dan ekonomi, kini tokoh-tokoh tersebut menjadi tokoh yang terpandang di mata dunia. Sungguh luar biasa, bukan?
Sekelumit contoh di atas menunjukkan bahwa cita-cita seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan ataupun kesempurnaan fisik belaka. Kuncinya adalah kerja keras dan fokus. Oleh sebab itu, jangan jadikan keterbatasan sebagai hambatan, akan tetapi sebagai motivasi dalam meraih cita-cita. Ingat! Hasil yang Anda peroleh, berawal dari usaha yang dilakukan.
0 comments:
Post a Comment